Test Footer 2

Pages

Panti Jompo Budi Agung Butuh Uluran Tangan

Unit Pelayanan Teknis Penyantun Lanjut usia Budi Agung dibawah naungan Dinas Sosial Dinsos Provinsi NTT saat sangat membutuhkan uluran tangan dari donatur.

Infrastruktur Masih Menjadi Kendala Pembangunan Daerah

Untuk mengembangkan Segitiga Pertumbuhan antara Indonesia, Timor Leste, dan Australia, diperlukan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Jumlah Kasus Tahun 2013 Di NTT Turun -13,79%

Dengan keseriusan seluruh anggota Polda NTT, terlihat sinergitas pelaksanaan tugasnya, baik dengan Pemda NTT, TNI dan instansi vertikal lainnya, LSM, Ormas maupun elemen masyarakat.

Orang Tua Harus Aktif Dalam Memilih Jajanan Anak

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

PKB Minta Gereja Moratorium Sumbangan Dari Politisi

DPW Partai Kebangkitan Bangsa NTT meminta kepada semua gereja agar perlu mengambil langkah advokasi yang nyata dengan mengumumkan penghentian sementara terhadap sumbangan pembangunan gedung gereja dari politisi.

Jumat, 28 Februari 2014

Dirjen Perenkraf dan Novanto Center Gelar Pameran Tenun Ikat NTT

Kupang, KabarkotakupanG.com - Novanto Center Kupang bekerja sama dengan Dirjen Ekonomi Kreatif Kementrian Parenkraf Republik Indonesia, hari ini Jumat 28 Februari, menggelar pameran, talk show,  fashion show tenun ikat NTT serta konser orkestra kolaborasi musik sasando.

Kegiatan yang digelar di restaurant grand mutiara dan hotel T-more Kupang ini, didukung oleh designer ternama Oskar Lawalata serta Pemerintah Provinsi NTT dan pemerintah Kota Kupang.

Ketua panitia penyelenggara kegiatan, Deisti Astriani Novanto, dalam jumpa persnya mengatakan, kegiatan ini digelar untuk mengekspos tenun ikat NTT ditingkat nasional bahkan internasional. Dan hasil tenun ikat modifikasi Novanto Center beserta Oskar Lawalata hari ini akan dipamerkan dalam kegiatan tersebut.

Astriani Novanto mengaku, tenun ikat NTT akan dimodifikasi lebih menarik, lebih tipis dan lebih elegan sehingga hasil modifikasi ini, nantinya tidak hanya dipamerkan di Kupang tapi akan dipamerkan juga di Jakarta.

Sementara itu, Oskar Lawalata dalam kesempatan tersebut menambahkan, tenun ikat NTT hasil modifikasi ini akan dipamerkan sebanyak 35 lembar. Dan hasil modifikasi tersebut belum ada rencana untuk dipasarkan kepada khalayak ramai.

Oskar berharap, agar dengan pameran seperti ini, masyarakat NTT lebih termotifasi lagi untuk membuat terobosan baru dalam menenun sehingga hasilnya lebih bagus sehingga bisa menembus pasar internasional. (Ven)

Enam Tahun Berdiri, SDN Sanam Tak Pernah Gelar Upacara Bendera

Kupang, KabarkotakupanG.com Kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sanam di Desa Uke Kecamatan Amabi OefetoTimur, benar-benar memprihatinkan. Khususnya, letak sekolah itu yang tepat berada di tebing. Tak heran, bila akhirnya sejak didirikan 6 tahun lalu hingga saat ini para guru dan siswa di sekolah itu tidak pernah menggelar upacara bendera seperti yang biasa dilakukan di sekolah-sekolah lain setiap Senin.

Kepala Sekolah SD Negeri Sanam, Markus Loasana, kepada wartawan baru-baru ini di Oelamasi mengatakan, pihaknya terpaksa tidak menggelar upacara bendera sejak awal sekolah tersebut berdiri. Letak sekolah yang berada di tepi jurang membuat pihak sekolah tidak berani memaksakan peserta didik untuk mengikuti upacara bendera.

“Sekolah kita ada di tebing sehingga kita tidak mau paksa diri untuk buat upacara bendera. Kami takut resiko yang bakal terjadi,” katanya.

Menurut dia, untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah daerah perlu memberikan perhatian khusus pada sekolah ini dengan memberikan bantuan materil agar dapat memadatkan wilayah yang curam dengan semen sehingga murid-murid di sekolah dapat melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk upacara bendera tanpa harus kuatir akan jatuh ke tebing.

“Perlu adanya perhataian serius dari  pemerntah daerah misalnya dalam bentuk bantuan berupa alat  dan bahan untuk mengoksfol lahan tersebut yaitu pasir, semen serta batu ,sehingga secepatnya bisa dimanfaatkan untuk melancarkan semua kegiatan yang ada di sekolah termasuk upacara bendera,” katanya.

Dikatakan, selama ini semua proses pengurusan administrasi yang ada di sekolah tersebut juga sering terhambat. Ini dikarenakan di sekolah ini belum ada ruangan khusus yang bisa dijadikan kantor. 

Selama ini, terpaksa menggunakan salah satu ruang kelas untuk dijadikan kantor. Namun akibat dari semua ini, kelas 2 dan 3 terpaksa harus menggunakan 1 ruang kelas yang sama untuk proses belajar mengajar. Karena itu, dirinya berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten terhadap persoalan ini.

“SD Negeri Sanam ini memiliki 6 ruang belajar akan tetapi salah satu gedung dimanfaatkan untuk kantor sehingga ada satu gedung yang digunakan untuk 2 kelas yaitu kelas 2 dan kelas 3,” jelasnya..

Ditanya soal persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) tahun ini, Loasana menjelaskan, jumlah siswa siswi yang akan mengikuti UN tahun ini sebanyak 8 orang dan pihaknya akan berupaya secara maksimal untuk memberikan bimbingan belajar kepada 8 siswa ini sehingga mereka semua nantinya dapat lulun ujian.

Ketua Komite SD Negeri Sanam Martinus Neolaka juga mengakui jika selama ini para siswa dan guru yang ada di sekolah ini mengalami kesulitan khususnya melaksanakan upacara bendera dan urusan administrasi . Oleh sebab itu, ia sangat mengharapkan adanya campur tangan dari pemerintah daerah sendiri untuk menuntaskan persoalan ini.

Menurut Neolaka, Komite sekolah itu telah mengadakan rapat dengan kepala sekolah, para guru  serta orang tua murid untuk membahas persoalan yang terjadi ini. 

Hasil rapat tersebut disepakati adanya kegiatan swadaya terkait dengan pengadaan bahan untuk meratakan lahan yang ada. Sayangnya hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari hasil rapat tersebut. Karena itu, dirinya berharap Pemda setempat dapat memperhatikan kondisi sekolah itu sehingga persoalan yang ada dapat dicarikan solusinya. (Epo)

GMNI Ancam Duduki DPRD TTU

Kefamenanu, KabarkotakupanG.com - Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia atau GMNI Kefamenanu, Bernadus Budi Bani,  mengecam para anggota DPRD TTU yang hingga saat ini belum melakukan sidang paripurna penetapan APBD TTU tahun 2014.

Menurut Budi Bany, hal ini menunjukan bahwa ketidak konsistenan DPRD sebagai wakil rakyat TTU yang lebih di kedepankan ego sempit daripada kesejahteraan masyarakat.

Dalam siaran persnya yang diterima Radio Madika Rabu (27/02), Rudy Bany menegaskan kepada seluruh anggota DPRD TTU agar lebih mengedepankan kepentingan masyarakat TTU daripada mempertahankan ego kepentingan kelompok atau pribadi.

Ia menilai, atas penundaan sidang paripurna penetapan APBD TTU tahun 2014 telah menghambat proses pembangunan di kabupaten TTU dan mengorbankan kepentingan masyarakat.

GMNI kefamenanu memberikan deadline waktu 1 x 24 jam kepada DPRD TTU agar segera melakukan sidang penetapan APBD tahun 2014 sebab jika tidak, pihaknya akan menggelar demo besar-besaran serta menduduki kantor DPRD, Kata Rudy. (Ito)