Jakarta, KabarkotakupanG.com - Koordinator Tim pembela Demokrasi
Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus, meminta Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) untuk segera menindaklanjuti Kasus-kasus yang
menyebut-nyebut nama Setya Novanto dalam beberapa kasus pilkada dan
kasus Korupsi.
“TPDI memiliki sejumlah catatan tentang kasus korupsi baru dan
lama termasuk kasus sengketa pilkada dimana nama Setya Novanto
disebut-sebut media massa, bahkan fakta-fakta sosial memperlihatkan
beberapa kali Setya Novanto diperiksa KPK sebagai saksi untuk sejumlah
Tersangka/Terdakwa yang adalah kader Golkar,” kata Salestinus dalam
rilisnya yang diterima Savanaparadise.com, rabu, 12/02/14, dari Jakarta.
Dikatakannya TPDI juga punya catatan bahkan bukti dimana dalam kasus
korupsi Cessie Bank Bali puluhan terdakwa sudah divonis bersalah
termasuk Djoko Tjandra dkk. Namun Setya Novanto berkas perkaranya hingga
saat ini belum dibuka kembali oleh Jaksa Agung RI, padahal alasan untuk
membuka kembali sangat kuat yaitu melalui putusan PK Djoko Tjandra
sebagai pintu masuk untuk membawa kasus.
Oleh karena itu kata Salestinus, Setya Novanto harus ke tahap
penuntutan karena dahulu secara bersama-sama dengan Terpidana lainnya
telah ditetapkan sebagai Tersangka akan tetapi di SP3-kan dengan alasan
perkara Djoko Tjandra diputus bebas sebagi dasar SP3.
“ Problem-problem dimana sejumlah kasus yang menyeret beberapa
Caleg DPR-RI dari NTT yang sedang bermasalah, hal itu sebagi dampak
tidak adanya praktek politik yang mengedepankan perilaku memburu
kekuasaan dengan menghalkan segala cara bahkan telah menimbulkan beban
sosial dan psichologis bagi publik NTT, dimana masyarakat bertanya-tanya
mengapa Caleg dengan kriteria seperti ini masih dipertahankan dan
mengapa prkatek berpolitik dalam pilkada yang penuh kecurangan justru
dipupuk dan dipertahakan, manfaat apa yang bisa diambil oleh publik NTT
jika berpolitik dengan cara menghalalkan segala cara tanpa malu-malu
justru dipertontonkan”, paparnya.
Salestinus menghimbau agar orang NTT melawan praktek berpolitik yang
dipraktekan oleh beberapa pihak dengan cara membunuh rasa malu,
membunuh rasa keadilan publik dan membunuh demokrasi yang jujur dn
bermartabat yang menjadi modal dan ciri khas NTT oleh kelompok
pragmatis dan oportunis yang semakin menjamur memburu kekuasaan melalui
NTT. (Eja)
Sumber : Savanaparadise.com
0 komentar:
Posting Komentar