Waingapu, KabarkotakupanG.com - Keberhasilan program anggur
merah di pelosok lain Di NTT, ternyata tidak berlaku di Desa Palakahembi,
Kecamatan Pandawai, kabupaten Sumba Timur. pasal nya di desa palakahembi dana
anggur merah, tidak di kucurkan kepada
masyarakat yang berhak menerima.
salah satu tokoh masyarakat desa palakahembi, arnoldus
Jawamara, kepada savanaparadise,com mengatakan uang anggur merah di selewengkan
oleh Fasilitator dana Demam .
" pemerintah desa kasih kepercayaan kepada pkm untk
mengatur .
kita kasih 25ribu, untuk urus adminitrasi.kita kasih supaya
prosesnya cepat. tapi setelah uangnya cair mereka tidak urus lagi untuk di
teruskan Kepada masyarakat,", Kata Arnoldus, kepada wartawan, di
waingapu, 27/10.
Ditambahkan arnoldus, macetnya dana deman sudah lama
dikeluhkan oleh masyarakat penerima yang sudah terbentuk. masyarakat sudah protes, tapi pemerintah
desa seolah lepas tangan dengan persoalan ini.
Ia merincikan, ada lima kelompok yang belum cair. yang sudah
dapat baru satu kelompok. tapi kemudian babi itu mati setelah penyerahan .
setiap orang dalam kelompok mendapat dana anggur merah rp 2,5 juta. tapi
naifnya kata arnoldus dana tersebut langsung di tenderkan oleh pendamping
kepada pihak ke tiga tanpa persetujuan kelompok.
Ada satu kelompok
yang sudah mendapat tetapi
langsung di belanjakan oleh ketua berupa bibit babi yg kemudian mati.
"setahu kami pak gubernur memberikan bantuan kepada
masyarakat di desa desa dengan konsep pemberdayaan tapi kenapa di desa kami
pendamping anggur merah mengambil keputusan untuk melibatkan pihak ke tiga
untuk membelanjakan babi durok di kupang. dengan uang rp 2,5juta anggota
kelompok mendapat dua ekor babi dan akhirnya mati," sesal Arnoldus.
Arnoldus lantas meminta pemerintah propinsi NTT untuk
memperhatikan masalah macetnya dana Demam. bagi arnoldus adalah sia sia jika
program demam tidak di nikmati oleh masyarakat desa palakahembi karena tidak
becusnya pendamping dalam memfasilitasi masyarakat terkait dana demam.
Hal senada juga di kemukan oleh salah anggota kelompok,
andreas miti mbuka. dia mengatakan dirinya hanya di antar oleh ketua kelompok
dua ekor anak babi. padahal tidak ada kesepakatan dalam kelompok untuk uang di
pakai belanja babi durok. ketua kelompok dan pendamping mengambil inisiatif
sendiri tanpa berkoordinasi dengan anggota kelompok.
"mereka antar saja itu anak babi, tapi seminggu
kemudian anak babi tersebut," ujarnya.
Sementara itu kepala Bapeda NTT , Wayan Darmawa, mengatakan
akan segera melakukan koordinasi dengan pendamping anggur merah desa yang
bermasalah.(SP)
0 komentar:
Posting Komentar