Test Footer 2

Pages

Jumat, 28 Februari 2014

Enam Tahun Berdiri, SDN Sanam Tak Pernah Gelar Upacara Bendera

Kupang, KabarkotakupanG.com Kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sanam di Desa Uke Kecamatan Amabi OefetoTimur, benar-benar memprihatinkan. Khususnya, letak sekolah itu yang tepat berada di tebing. Tak heran, bila akhirnya sejak didirikan 6 tahun lalu hingga saat ini para guru dan siswa di sekolah itu tidak pernah menggelar upacara bendera seperti yang biasa dilakukan di sekolah-sekolah lain setiap Senin.

Kepala Sekolah SD Negeri Sanam, Markus Loasana, kepada wartawan baru-baru ini di Oelamasi mengatakan, pihaknya terpaksa tidak menggelar upacara bendera sejak awal sekolah tersebut berdiri. Letak sekolah yang berada di tepi jurang membuat pihak sekolah tidak berani memaksakan peserta didik untuk mengikuti upacara bendera.

“Sekolah kita ada di tebing sehingga kita tidak mau paksa diri untuk buat upacara bendera. Kami takut resiko yang bakal terjadi,” katanya.

Menurut dia, untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah daerah perlu memberikan perhatian khusus pada sekolah ini dengan memberikan bantuan materil agar dapat memadatkan wilayah yang curam dengan semen sehingga murid-murid di sekolah dapat melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk upacara bendera tanpa harus kuatir akan jatuh ke tebing.

“Perlu adanya perhataian serius dari  pemerntah daerah misalnya dalam bentuk bantuan berupa alat  dan bahan untuk mengoksfol lahan tersebut yaitu pasir, semen serta batu ,sehingga secepatnya bisa dimanfaatkan untuk melancarkan semua kegiatan yang ada di sekolah termasuk upacara bendera,” katanya.

Dikatakan, selama ini semua proses pengurusan administrasi yang ada di sekolah tersebut juga sering terhambat. Ini dikarenakan di sekolah ini belum ada ruangan khusus yang bisa dijadikan kantor. 

Selama ini, terpaksa menggunakan salah satu ruang kelas untuk dijadikan kantor. Namun akibat dari semua ini, kelas 2 dan 3 terpaksa harus menggunakan 1 ruang kelas yang sama untuk proses belajar mengajar. Karena itu, dirinya berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten terhadap persoalan ini.

“SD Negeri Sanam ini memiliki 6 ruang belajar akan tetapi salah satu gedung dimanfaatkan untuk kantor sehingga ada satu gedung yang digunakan untuk 2 kelas yaitu kelas 2 dan kelas 3,” jelasnya..

Ditanya soal persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) tahun ini, Loasana menjelaskan, jumlah siswa siswi yang akan mengikuti UN tahun ini sebanyak 8 orang dan pihaknya akan berupaya secara maksimal untuk memberikan bimbingan belajar kepada 8 siswa ini sehingga mereka semua nantinya dapat lulun ujian.

Ketua Komite SD Negeri Sanam Martinus Neolaka juga mengakui jika selama ini para siswa dan guru yang ada di sekolah ini mengalami kesulitan khususnya melaksanakan upacara bendera dan urusan administrasi . Oleh sebab itu, ia sangat mengharapkan adanya campur tangan dari pemerintah daerah sendiri untuk menuntaskan persoalan ini.

Menurut Neolaka, Komite sekolah itu telah mengadakan rapat dengan kepala sekolah, para guru  serta orang tua murid untuk membahas persoalan yang terjadi ini. 

Hasil rapat tersebut disepakati adanya kegiatan swadaya terkait dengan pengadaan bahan untuk meratakan lahan yang ada. Sayangnya hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari hasil rapat tersebut. Karena itu, dirinya berharap Pemda setempat dapat memperhatikan kondisi sekolah itu sehingga persoalan yang ada dapat dicarikan solusinya. (Epo)

0 komentar: